Senin, 02 Januari 2012

Ibu ,engkau wanita mulia
Ibu ,engkau hembus nafasku
Ibu ,engkau dunia bahagiaku
Ibu ,engkau segalaku
Syair ini untukmu ibu
aku menyayangimu
engkau yang memberikanku hidup
engkau semangat yang tak pernah redup
Entah , berapa kata lagi
yang akan ku rangkai
sejuta kalimat takkan mampu
untuk menggambarkan
tentangmu , takkan pernah habis
termakan waktu. .

Puisi Rindu Untuk Kekasih Yang Telah Pergi

Jauh aku lambungkan angan dalam lamunan di pekatnya malam…aku tau semuanya telah berbeda…aq tau semuanya tak seperti sediakala…seiring malam bersenandung lagu rindu,di sini aku rasakan hadirmu dalam ruang hati yang sepi ini,walau engkau telah tiada namun engkau tlah tertanam dlm hidupku…hanya dimensi waktu yg mengerti tentang perasaan kita.hnya tinggal kenangan yg indah antara kau dan aku.selamanya…..aku akan tegar menjalani hidup ini sayang,walau aku tau engkau tak berada dalam pandangan mata.hanya dimensi waktu yang akan menjawab semua…

Mimpi yang Nyata

Tak kusangaka dinginnya malam
Dapat mengahangatkan jiwa
Dan panasnya terik matahari pun
Sanggup membekukan hati
Di saat langit hampir tertutup awan hitam
Dan burung-burung pun kembali ke sarangnya
Sang pangeran datang menjemput
Dan dia berkata, maukah kau menjadi permaisuriku?
Dalam beberapa detik aku terhenyak
Aku takut ini hanya sebuah mimpi
Namun akhirnya aku tersenyum
Semua mimpiku berubah jadi nyata
Ku harap segera datangnya dambaan pengganti
Yang sanggup singgah didalam hati
Tak ku sangka seperti ini
Ia hadir,tulus menemani

Kekecewaan Cinta

Apa artinya aku hidup di dunia
hanya tuk menanggung lara.
kerasnya cinta
apa artinya bilaku tetap pertahankan
cinta yang tlah membuat
aku tersiksa
kejamya kau telah dutai,janji yang kau beri hanya tuk menyakiti
ternyata kau hanya pendusta
yang tak punya rasa apa artinya cinta

Berharap untuk Kecewa

Pagi-pagi buta saya sudah dibangunkan oleh anak saya. Kalau bukan karena menginjak ponsel saya, mungkin saya tidak tahu kalau pukul tiga pagi ada sms masuk dari saudara kandung saya.
Ia mengirimkan pesan dengan lirik lagu,
“Ingat Mi, lagu lama.  Satu hal yang kutahu bila percaya Tuhan Allahmu akan memenuhi semua saat Dia menolongmu dalam kegelapan tiada hal yang mustahil, bila percaya Tuhan Allahmu akan memenuhi semua Saat Dia menolongmu dalam hidup ini
Kupercaya… percaya saja, S’rahkan hidupmu, s’rahkan k’uatirmu Kupercaya… Dia pliharaku Bersyukur pada-Nya, kuagungkan Engkau, Tuhan”
Saya yang masih mengantuk kala itu langsung menangis. Saya sangat suka lagu itu, dengan liriknya yang sederhana, tidak puitis, tetapi sangat sarat makna. Lagu yang sudah terlupakan dan diingatkan kembali oleh adik saya.
Lagu itu sangat menyentuh saya yang memang sedang terus berharap, terus bergumul dengan berbagai masalah penting yang saya rasakan membuat saya mandek dan tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu… berharap… tidak khawatir… mengemis belas kasihan orang… dan terus bekerja walaupun hasilnya tetap belum nampak.
Sejenak saya masih menangis serta terdiam. Barulah saya coba membalas pesan singkatnya yang dapat memuat lagu dahsyat itu,
“Terima kasih ya… Aku percaya kok…
Satu hal dalam tangis selalu aku bertanya pada Dia
Apa yang salah pada diriku sehingga aku harus menghadapi hal begini terus.
Jawaban-Nya, ‘Tidak ada yang salah dari semuanya, yang salah hanyalah satu, bila kamu berhenti berharap’ Walaupun hasil berharap itu adalah kekecewaan, Tetapi ternyata dalam kecewa itu aku lebih belajar berharap”
Beberapa hari yang lalu, saya sepertinya diberi kesempatan untuk nonton film lama, judulnya ‘Front of the Class’. Film ini diambil dari kisah nyata seorang guru yang bernama Brad Cohen yang berjuang untuk cita-citanya menjadi guru. Cita-cita itu mungkin akan mudah ia raih seandainya ia bukanlah penderita sindrom Tourette yaitu penyakit syaraf yang menyerangnya tatkala ia sedang emosi (emosi bisa senang, sedih, marah). Dengan menyandang sebagai penderita sindrom tourette, ia seringkali membuat suara-suara aneh yang keluar dari mulutnya tatkala berbicara sehingga bayangkan saja saat ia sekolah, ia dianggap mengganggu konsentrasi teman-temannya yang belajar. Terkadang kakinya refleks menendang-nendang sesuatu. Segala sesuatu yang tidak dapat dikendalikannya kecuali jika ia tenang. Namun sebagai penyandang cacat, mana bisa hidupnya tenang. Latar belakang orang tua yang bercerai yang menyebabkan timbulnya sindrom ini pada dirinya.
Singkat cerita, ia sudah pernah mengalami segala bentuk pelecehan. Dari yang dianggap kerasukan, mabuk, dilihat sebagai orang aneh di tempat umum akibat suara yang dibuatnya, dan kini harus berjuang untuk pekerjaannya. Sebagai lulusan dengan predikat cum laude, Brad yang cerdas ini seharusnya memang mudah mendapat pekerjaan, tetapi sekali lagi dengan susah payah ia harus mengirimkan lamaran sampai 25 sekolahan di wilayah tempat tinggalnya.
Brad seperti orang gila yang ditolak di mana-mana, interview yang melecehkannya membuat ia patah semangat. Tetapi di setiap panggilan yang ia terima ia SELALU BERHARAP. Saya ingat satu kalimatnya saat ia menerima panggilan interview yang paling dianggap berkualitas dibandingkan interview sebelumnya, dalam ruang tunggu Brad mengatakan pada dirinya, “Entahlah… walaupun harus merasa kecewa beratus-ratus kali, tetapi tidak ada yang bisa membuat kita berhenti berharap… sepertinya itu memang sudah seharusnya”. Saat melihat dia menyatakan kalimat itu, saya menangis tergugah.
Brad akhirnya dapat belajar dari arti kata kecewa terhadap penyakitnya. Dibantu murid-muridnya yang sudah belajar hidup dengannya membantunya mendefinisikan apa yang ia telah pelajari dari sakitnya,
“Engkau belajar tidak putus berharap!”
“Engkau belajar untuk menjelaskan kepada orang entah mereka mau mengerti atau tidak”
“Engkau membuat dirimu hidup berkualitas walaupun kau sakit”
Dan satu kalimat yang membuat orang banyak terdiam kala satu anak kecil (muridnya) mengatakan,
“Kau belajar untuk tetap bertahan hidup!”
Begitu banyak pelajaran yang didapat dari kekecewaan hidupnya. Kalimat tadi disampaikan tatkala Brad Cohen menerima penghargaan sebagai guru baru terbaik di wilayah negara bagiannya di Amerika. Dan menyusul berbagai penghargaan lainnya karena dedikasinya sebagai guru yang diteladani murid-muridnya, semua siswa mencintainya walaupun dengan kondisi demikian.
Dari pelajaran film tersebut saya menarik kesimpulan, ternyata banyak pelajaran dari kata ‘BERHARAP’. Dalam kitab suci juga ada kalimat, “Kuatlah di dalam pengharapan…” Ternyata memang harapan itu menguras seluruh sendi dan kekuatan mental seorang manusia. Banyak yang menjadi menyerah karenanya. Karena harapan seringkali memang menghasilkan kekecewaan.
Saya ingat ada beberapa orang yang selalu mengatakan,
“Apakah sebaiknya kita tidak terlalu berharap, jadi kalau hasilnya memang tidak sesuai harapan, kita tidak akan kecewa”
Ada yang akhirnya mengatakan,
“Saya tidak pernah bikin target apa-apa, takut tidak kesampaian, malah kecewa”
Jika saat ini anda termasuk yang mengklaim bahwa berharap berbuah kecewa sehingga urung terus berharap di dalam beberapa hal, saya ingin berbagi sedikit saja tentang arti kekecewaan. Sadarkah bahwa sebenarnya kita saat ini dapat hidup bernafas, tegak berdiri, bekerja, berkeluarga, berbisnis, itu adalah buah manis dari kekecewaan masa lampau??
Mungkin dulu ada yang kecewa karena selalu tidak menjadi orang pandai di sekolah, tetapi coba Anda lihat hasilnya sekarang pada dirimu! Sebenarnya sudah Anda kelola kecewamu menjadi ketegaran dan semangat juang lebih dibandingkan teman-temanmu yang Anda rasa lebih pandai.
Mungkin dulu ada yang pernah merasa patah hati, namun jika saat ini Anda sudah menikah… Bukankah kau mencoba mengobati kekecewaan masa lampaumu menjadi hubungan yang lebih solid.
Mungkin dulu ada yang kecewa tidak dapat memilih profesi atau cita-cita yang diinginkannya, tetapi ternyata Anda mendapat bidang yang ternyata Anda rasa sangat cocok dan nyaman saat ini.
Mungkin Anda benci dengan penampilan Anda, tetapi akhirnya Anda terampil membuat orang lain tidak melihat penampilan Anda, tetapi karya Anda sehingga orang pun tak pernah mempersoalkan tinggi pendeknya Anda, kurus gemuknya Anda, atau segala macam kekurangan yang ada.
Semua itu dapat terlalui karena adanya kekecewaan. Tidak ada satu manusiapun yang tidak terbentuk dari ujian yang meruntuhkan kepercayaan diri, waktu yang serasa lambat yang menggusarkan, serta pelbagai macam sakit hati. Namun tanpa kekecewaan, orang tidak akan pernah belajar, tanpa kecewa orang akan terus berharap pada manusia yang cenderung menyakitinya, tanpa kecewa orang tidak tahu mana salah dan mana yang benar, tanpa kekecewaan orang tidak pernah tahu jika pilihan yang dulu sudah dimentahkan adalah satu pilihan yang tepat.
Jadi apa yang salah dari kekecewaan sehingga kita takut menghadapinya?? Tidak ada! Betul apa suara dari-Nya pagi tadi yang mengatakan kepada saya,
“Yang salah hanya satu, anak-Ku… jika kamu berhenti berharap. Jangan takut akan kekecewaan sebagai hasilnya, karena jika kau takut kecewa, berarti kau takut berharap. Jika kau tidak berharap… maka dirimu tidak akan terbentuk sempurna”
Seperti Brad Cohen, seperti orang-orang yang sudah terus dikecewakan namun tak bisa berhenti berharap, saya pun memilih terus berharap, walaupun hasilnya untuk suatu kekecewaan. Kita tak pernah tahu maksud Allah, tetapi yang aku tahu saat aku berharap dan menjadi kecewa… berarti Tuhan membuatku sepuluh atau seratus langkah maju untuk mencapai nilai yang lebih baik dalam hidupku di mata-Nya.

Senin, 05 Desember 2011

Jangan Sakiti Aku

aku..
seorang yang sering berjalan di tengah malam..
memandang redup nan indah kehidupan..
bermunajat atas cinta dan ketakutan..
akankah jalan ini terang walau hanya dengan lampu sang kunang-kunang..
atau jalan ini akan semakin redup oleh pekat hitamnya larut tertelan rembulan kelam..
aku masih bisa merasakan keindahan..
aku masih bisa menemui keraguan..
aku juga masih tau tentang sakit..

Jangan sakiti aku..
dsebelum darah ini benar-benar membeku

Cinta Dalam Hati

Saat mentari mulai memancarkan sinarnya, ayam-ayam jantan yang berkokok saling bersahutan, dan burung- burung yang berkicau bersama pasangannya kemudian di saat bersamaan terdengar suara yang membangunkanku dari tidur.
Dasar…pemalas ! “ Do, ayo bangun ini sudah pukul 6, nanti kamu telat ke sekolah !” suara ibu sambil mengetuk pintu kamarku.
“Ya, bu. Aldo tau . Lagian sekarang Aldo udah bangun kok !” jawabku sambil merapikan tempat tidur
Ibuku memang sangat perhatian dengan aku. Sejak Ayah meninggal dunia, ibu menjadi tulang punggung keluarga, aku yang merupakan anak satu-satunya, sangat diharapkan oleh ibuku agar nantinya dapat menjadi orang yang berguna.
“ Wah, ada sms masuk nih !” kataku sambil memegang Handphone.
Rupanya pesan singkat tersebut dari Bayu yang ingin menjemputku untuk barengan pergi ke sekolah. Bayu yang nama aslinya Bayu Santoso adalah teman karibku sejak kecil. Setelah lulus SD, dia harus ikut orang tuanya ke Jakarta, maklum Bapaknya adalah seorang polisi yang dipindahtugaskan ke suatu tempat di Ibukota. Dan sekarang Bayu telah kembali ke Banjarmasin dan satu SMA denganku.
“ Oke, Fren ! ku tunggu kedatanganmu. Jangan sampai telat, ya?” begitulah pesan singkat yang ku balas pada sohibku itu.
“ Aku harus buru-buru mandi dan sarapan nih, nanti keburu dijemput Bayu.” kataku sambil mengambil handuk.
“ Assalaamu’alaikum.” terdengar suara Bayu dari depan rumah.
“ Wa’alaikummussalaam.” jawab ibu sambil membuka pintu.
“ Oh, nak Bayu, mari masuk kedalam, Aldonya lagi sarapan.”
Setelah selesai sarapan, aku pun langsung menemui Bayu dan kami pun berpamitan dengan ibu untuk berangkat ke sekolah.
***
Setiba di Sekolah, kami berdua langsung menuju kelas. Kelas kami terletak paling ujung dan di depan kelas terdapat taman-taman yang indah disertai pohon-pohon besar yang membuat teduh ketika kami duduk-duduk di bangku panjang yang telah tersedia.
“ Kelihatannya, teman-teman udah pada datang, Do!”
“ Iya, aneh. Biasanya jam segini, kelas masih sepi, tapi hari ini, teman-teman udah pada ngumpul !” jawabku dengan penuh keheranan.
“ mungkin ada pe-er yang belum mereka kerjakan, kan hari ini terakhir kumpul pe-er cerpennya, tau sendiri kan kalau ibu. Dyah itu galaknya minta ampun, kalau sampai ada yang enggak ngerjakan, bisa-bisa malah dikeluarin dari kelas.” kata Bayu dengan yakin.
“ Ngomong-ngomong, kamu udah gak ngerjakan tugasnya?” tanyaku pada Bayu.
“ Iya, iyalah ! tau sendiri kan kalau nulis cerpen itu hobiku.” jawab Bayu dengan penuh percaya diri.
Bel tanda masuk pun berbunyi, semua siswa harus masuk ke kelasnya masing-masing.
“ Waduh, gimana nih. Pe-er ku belum selesai.” kata seorang temanku bernama Wawan dengan perasaan panik.
“ Aldo ! bisa lihat tugasmu gak?” tanya Wawan kepadaku.
“ Gak bisa, inikan pe-er cerpen, jadinya gak boleh sama, beda kalau pe-er Matematika, baru boleh sama.” jawabku dengan berani.
Tak lama kemudian, ibu Dyah yang terkenal galak itu pun datang dan memasuki kelas.Tapi yang membuatku terkejut bahkan semua teman sekelasku juga. Kami tidak hanya terkejut tetapi juga terpana melihat seorang gadis cantik yang sebaya dengan kami memasuki kelas bersama Bu guru.Wajah gadis itu bagaikan seorang Bidadari yang turun dari langit.
“ Perkenalkan, ini ada murid baru di kelas kalian.” kata Bu guru kepada kami semua.
“ Wah cantiknya, siapa sih namanya, perkenalkan diri ke kita-kita donk !” seru Budi salah satu teman sekelasku yang rada cerewet.
“ Namaku Thania Lestari, panggil saja Nia, aku dari pindahan SMAN 1 Bandung.” katanya dengan suara yang lembut.
“ Nia, silahkan duduk di bangku yang kosong.” kata bu guru sambil menunjuk bangku yang kosong di sampingku.
Astaga, gadis cantik ini duduk di sampingku. Kataku dalam hati.
***
Sepulang sekolah, aku dan Bayu membicarakan murid baru dari pindahan Bandung tersebut.
“ Gimana, Do? Rasanya duduk bersebelahan dengan Nia?” tanya Bayu yang sepertinya mengejekku.
“ Biasa aja, lagi” jawabku seperti memikirkan sesuatu.
“ Oo..ya! kamu tau gak? kalau dia itu selain cantik juga cerdas, aku lihat dia tadi, dapat menyelesaikan soal-soal Fisika yang diberikan oleh pak guru, sampai-sampai pak guru bilang, kalau dia itu mungkin akan menjadi salah satu murid yang berprestasi di kelas ini. Betul-betul gadis yang sempurna.”
“ Kamu naksir ya, sama dia?” Tanya Bayu sepertinya mengejekku lagi.
“ Mana mungkin aku naksir dia, aku kan baru kenal, jadi gak tau gimana pribadinya.”
Padahal dalam lubuk hatiku yang terdalam, aku langsung jatuh hati pada pandangan pertama. Wajahnya selalu terbayang olehku. Rambutnya yang hitam legam panjang sebahu, dan matanya yang hitam bersinar, tingginya yang semampai bak seorang model, dan senyumnya begitu ramah dan sangat menarik…! Tidak bukan cuma itu saja, kecerdasannya yang makin menambah nilai plus bagiku. Belum pernah, aku menemukan gadis yang sempurna seperti ini. Dan aku bertekad akan mengutarakan isi hatiku ini padanya.
***
Pagi harinya, aku pun bangun lebih awal dari biasanya dan lebih bersemangat untuk ke sekolah. Maklum, aku ingin kenal lebih dekat dengannya.
Ketika aku sudah tiba di sekolah, betapa terkejutnya aku, melihat sosoknya duduk sendirian di bangku panjang depan kelas. Akupun tak habis pikir, kenapa dirinya, pagi-pagi begini sudah berada di sekolah padahal aku sudah berusaha datang lebih awal daripada dia. Dan sesuatu yang tak terduga terjadi, dia menatapku dan memberi senyumannya yang begitu manis, hatiku langsung berdetak kencang di buatnya dan mau tak mau, aku harus membalas senyuman itu. Aku pun langsung meletakkan tas yang ada di pundakku dan segera menemuinya. Aku berharap, aku harus membuatnya jatuh hati padaku dan salah satu jalannya aku harus lebih dekat dengannya.
“ Nia, hebat, kamu pagi-pagi gini, udah ada di sekolah.” kataku sambil duduk disebelahnya.
“ Oh, biasa aja lagi, aku udah biasa seperti ini di sekolah lamaku untuk selalu datang lebih awal, lagian kan lebih awal tiba di sekolah, lebih baik daripada datang telat, nanti malah dihukum lagi.”
“ Ngomong-ngomong, teman-teman belum pada datang. Kenapa, ya?” tanyanya keheranan.
“ Wah, ini memang udah kebiasaan teman-teman kalau ke sekolah selalu saja hampir telat malah ada yang sebagian yang dihukum oleh guru, gara-gara datang ke sekolah ketika jam dinding udah menunjukkan pukul setengah delapan lewat.”
“ Hukumannya seperti apa?” tanya Nia sambil memandang wajahku.
“ Hukumannya macam-macam, ada yang disuruh memungut sampah, membersihkan Wc, dan yang paling beratnya, malah ada yang sampai dipulangkan.” jawabku sambil tertawa kecil.
Tak lama kemudian, teman-teman sudah mulai berdatangan dan kami pun segera masuk ke kelas untuk mempersiapkan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
***
Beberapa minggu kemudian, kami berdua makin dekat dan inilah momen yang tepat untuk mengutarakan isi hatiku ini padanya. Aku berniat, sehabis pulang sekolah nanti akan melaksanakan rencanaku tersebut. Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu tiba, bel pulang telah berbunyi tapi aku melihat dia tergesa-gesa meninggalkan kelas, akupun mengikuti dia, kemudian aku melihat dia sedang menuju kelas XII IPS 2 yang letaknya persis disebelah kelasku, tapi betapa terkejutnya aku, ketika yang ingin dia jumpai ternyata adalah Edo, salah satu anak terkaya di sekolah ini dan juga sering memberikan bantuan dana kepada sekolah. Akupun terdiam seribu bahasa dan berpikir, memang Nia lebih cocok dengan Edo daripada denganku. Aku hanya bisa memendam perasaanku padanya dalam hati.
“ Hai, Do! Kenapa bengong? Ayo kita pulang!” kata Bayu sambil menepuk pundakku.
“ Eh.. kamu, yu.” kataku kaget.
Hari ini, aku bisa ikut bonceng denganmu, gak? tanyaku meminta pada Bayu.
“ Iya, iyalah ! kitakan sahabat
Akupun sadar kalau selama ini, telah memikirkan hal yang sia-sia belaka.